Selasa, 11 Desember 2012

Silsilah dan Sejarah Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung dimasa lalu dan kini

Silsilah dan Sejarah Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung dimasa lalu dan kini. Krui berada di pesisir Barat provinsi Lampung, pada zaman penjajahan Krui merupakan salah satu daerah Afdeeling dibawah resident Bengkulu.
Dari zaman dahulu Krui sudah mempunyai pelabuhan yang ramai, banyak kapal – kapal besar dari berbagai daerah datang ke pelabuhan itu. Pelabuhan itu berada di muara Way Krui di pekon Pedada – Penggawa Lima.

Krui disebut dalam Peta pelayaran nusantara pada 1411 M bahwa di Pulau Sumatera hanya terdapat beberapa kota pelabuhan antara lain : kota pelabuhan Pasee (NAD), Andripura (Indrapura, Riau), Manincabo (Padang, Sumbar), Lu-Shiangshe (Provinsi Bengkulu), Krui, Liamphon (Lamphong atau Lampung), Luzupara (Kemungkinan daerah Tulang Bawang atau Manggala), Lamby (Jambi), dan nama negeri CrΓ―viyΓ€yΓ’ terletak di Musi Selebar. (dikutip dari : “Bengkulu dalam sejarah Maritim Indonesia”)

BERDIRINYA KERAJAAN PENGGAWA LIMA
Kerajaan Penggawa Lima adalah cikal bakal berdirinya daerah Krui, mereka adalah kaum perintis yang pertama kali membuka penghidupan di Krui, walaupun pada saat ini masyarakat Krui sendiri sangat majemuk dan beragam berasal dari berbagai daerah.

Menurut cerita dari nenek moyang yang dituturkan secara turun temurun, penulis mencoba menyusun cerita-cerita yang masih tersebar didalam masyarakat dan merangkainya menjadi tulisan.

Seperti kebanyakan penduduk di daerah Lampung lainnya, nenek moyang orang Krui sebagian besar juga datang dari Skala Brak, tetapi untuk keluarga kerajaan Penggawa Lima nenek moyang mereka berasal dari Banten.
Lampung pada masa lampau merupakan rumah kedua bagi kesultanan Banten, hal ini seperti disebutkan dalam Piagam Bojong, bahwa pada tahun 1500 – 1800 M, Lampung dikuasai oleh Kesultanan Banten.

Tersebutlah kisah LUMIA RALANG, seorang ksatria yang gagah perkasa, dari Pantau Kota Besi, sebenarnya nenek moyang Lumea Ralang berasal dari salah satu keluarga kerajaan Banten yaitu PANGERAN TANAH JAYA (masih keturunan dari Pangeran Jaya Lelana) yang mencari tanah untuk penghidupan yang lebih baik.
Mereka berlayar dari Banten dan terdampar di Manna, Bengkulu, setelah beberapa lama tinggal di Manna mereka meneruskan perjalanan dan sampai di Semende Makekau dan mereka juga menetap, membuka lahan pertanian dan perkebunan disana. Dari Semende Makekau mereka pindah lagi ke Rantau Nipis, Ranau dan mendirikan kerajaan kecil disana, tetapi karena kehidupan di Ranau belum berpihak kepada mereka mereka pun pindah lagi ke Salipas, Sukau. Setelah sekian lama menetap di Salipas, Sukau, Raja Sukau meminta mereka agar tunduk dibawah kekuasaan Raja Sukau. Akhirnya mereka pindah lagi ke Pantau - Kota Besi, disini mereka hidup rukun, berdampingan dan berakulturasi dengan masyarakat Skala Brak.
Tidak lama kemudian Pantau Kota Besi pun akan dipengaruhi oleh Raja Belalau yang mendapat pengaruh kuat dari kerajaan Pagaruyung.
Karena hal itu Lumea Ralang yang pada saat itu akan mewarisi kerajaan Ayah, berniat mencari tanah baru untuk memindahkan kerajaan kecilnya.

Suatu ketika, berangkatlah Lumia Ralang dan pasukannya mencari tanah baru, bersama dengan saudara-saudaranya yang masih ada hubungan darah dengan beberapa Raja dari kepaksian Paksi Pak Sekala Brak antara lain :
1. Raja Panglima dari Senangkal , Banding
2. Raja Nurkadim dan Raja Belang dari Way Tegaga
3. Raja Penyukang Alam dari Kageringan
4. Raja Nungkah Nungkeh Degom Pemasok rulah dari Teratas

Mereka berjalan masuk hutan dan menyusuri hulu sungai (way) Laay, sesampainya mereka di muara way Laay, mereka sangat terkejut mendengar suara gemuruh, setelah diperiksa ternyata mereka melihat danau yang sangat besar dengan airnya yang bergulung-gulung ke darat dan rasanya asin. Sepanjang hari mereka mengamati air laut itu.

Kemudian mereka berjalan ke selatan salah satu anak way krui yaitu way sakera dan mereka menemukan banyak sekali kera-kera.
Mereka memanggil-manggil kera dengan teriakan kera ui.. kera ui, kera ui…, kera ui.

Ditempat itulah mereka untuk sementara mendirikan gubuk-gubuk, dan mereka menyebutnya tempat kera ui, akhirnya sungai yang besar disitu mereka sebut dengan way Krui (dari sinilah kata krui berasal.)

Mereka memeriksa sekeliling untuk memastikan bahwa tidak ada kerajaan lain yang berkuasa, mereka berjalan kearah utara sampai pada Muara Tanda Batas Bintuhan, dan kearah selatan sampai Way Meluang, batas Semangka. Sepanjang daerah tersebut mereka tidak menemukan seorangpun apalagi kerajaan.

Mereka juga berjalan ke timur masuk ke dalam hutan, didalam hutan mereka bertemu dengan suku tumi (suku kubu / suku anak dalam), dan suku tumi itu lari masuk ke Hutan.
Ternyata pada malam hari nya suku tumi itu datang merampas persediaan makan mereka, akhirnya terjadilah perang diantara keduanya. Sampai akhirnya suku tumi berhasil dikalahkan dan sebagian lari masuk ke dalam hutan dan tidak pernah kembali lagi.

Setelah menyusuri semua pejuru daerah baru tersebut mereka memutuskan bahwa sepanjang daerah pesisir dari Muara tanda batas Bintuhan sampai way Meluang, batas Semangka, itulah tanah bakal tempat anak cucu mereka bercocok tanam dan berkebun.

Tetapi tanah yang baik untuk tempat tinggal dan tempat mendirikan kerajaan adalah dari Way Mahenai sampai Way Hanuwan.
Akhirnya mereka mendirikan kerajaan yang diberi nama PENGGAWA LIMA, karena didirikan oleh lima orang punggawa. Hal ini juga seperti diceritakan dalam sejarah Sumatera berikut :

William Marsden, The History of Sumatera, chapter 16 page 236
GOVERNMENT. The titles of government are pangeran (from the Javans), kariyer, and kiddimong or nebihi; the latter nearly answering to dupati among the Rejangs. The district of Kroi, near Mount Pugong, is governed by five magistrates called Panggau-limo,….

Masing –masing punggawa menempat setiap pejuru tanah penggawa yaitu :
1. Raja Penyukang Alam ditempatkan di Cukuh Mersa (Bandar)
2. Raja Panglima ditempatkan di Pekon Teba (Perpasan)
3. Raja Nurkadim ditempatkan di Pematang Gedung (Pekon Balak – Laay)
4. Raja Belang ditempatkan di Pematang Gedung (Pekon Laay).
5. Raja Nungkah Nungkeh Dego Pemasok Rulah ditempatkan di Pagar Dewa (Bah Binjai).

Sedangkan Lumea Ralang sendiri mendirikan Istana nya diatas Pantau (Penggawa Lima Ilir) dan kemudian digantikan oleh anaknya : Raja Alam Tegak Buwok.

Sumber :
Datuk Haspian Kadir, 1952, Tambo Penggawa Lima
Sejarah Banten
Bengkulu dalam sejarah Maritim Indonesia
Marsden William, History of Sumatera

26 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Trimksh, kpd penulis saya keturunan bustami kadir ri sekarang jadi mengerti akan tambo kami.

    BalasHapus
  4. Benar atau tidak,kakek nenek saya slalu bercrita bahwa saya msih ada kturunan dri kerajaan krui.dulu ktnya pangeran krui pergi meningglkn istnanya untuk pergi k bali dn trdmpr di daerh karawang jwbrt.pangeran itu brna raden miang pantau,dn smpai skrng msih ada kturunannya.mkm pangeran tsb(raden miangpantau) skrng msih ada,tepatnya d desa sungaibuntu kecamatan pedes kabupaten karawang.

    BalasHapus
  5. terima kasih kepada penulis atas info ni.. Sangat Bermanfaat.

    BalasHapus
  6. hallo semuanya tunggu apalagi cepat gabung bareng kami di Donacopoker, lagi ada promo Spesial Kemerdekaan & Asian Games 2018 Bonus 2x Chips dalam sehari
    Tunggu apalagi ayo segera kunjungi di www.Donacopoker.net PELUANG USAHA TANPA MODAL POKER ONLINE
    BBM : DC31E2B0
    LINE : Donaco.poker
    WHATSAPP : +85515875229

    BalasHapus
  7. Saya sangat bertrmkasih kpda penulis sejarah kota krui pssr barat, dgn dmikian kita generasi muda harus tau sejarah kota kita,saya harap semua yg berkaitan dgn tambo2 sejarah kesultanan ddl, dpt terbit kn di gougle supya gnrasi muda lbh tau sejarah2 pekon nya, kesultanan dan say batin..

    BalasHapus
  8. Terimakasih banyak buat penulis dan penutur sejarah ini, kiranya ini dapat bermanfaat bagi generasi berikutnya sebagai perekat dan pemersatu
    Patut untuk kita renungkan
    Jika melihat perkembangan masyarakat sekarang ini, saya fikir kerukunan2 adat dan ketentuan2 adat masih sangat layak untuk kita junjung tinggi
    Karena kerukunan2 adat dan ketentuan2 adat pada masa itu dibentuk atas dasar kepentingan bersama dengan sandaran nurani
    Masyarakat pada masa itu meletakan / membentuk sesuatu kerukunan atau aturan lebih menyandarkan pada rasa/hati/jiwa

    Lain halnya pada masa sekarang ini
    Orang2/masyarakat dalam membentuk suatu perkumpulan maupun aturan lebih mengutamakan akal/fikiran, sehingga unsur nafsu lebih menonjol sehingga kemungkinan salahnya lebih tinggi, dapat menimbulkan ketidak pastian sehingga kehidupan bermasyarakat agak cendrung kurang kondusif

    Adapun landasan fikiran saya :
    1. Lihat dasar Negara kita Pancasila
    Menurut hemat saya Pancasila lahir dari jiwa2 dari pendiri bangsa kita

    Pancasila menurut hemat saya cungkup lengkap untuk mengatur sendi2 kehidupan berbangsa dan bernegara, namun sayang karena olah fikir manusia Pancasila tidak dapat diwujudkan

    2. Tuhan menciptakan manusia dengan segala ke-Maha-an nya
    Tuhan melihat manusia dari hati manusia itu sendiri "innama a'kmalu binniat"

    Jadi berlaku berbuat dan putuskan segala sesuatu menurut hati/jiwa atau nurani
    Jika ada pertentangan antara hati dengan fikiran maka olahlah fikiran untuk mendukung hati/jiwa atau nurani

    Mohon maaf bila ini salah
    Sesungguhnya keberan itu hanya dari Tuhan dan milik Tuhan karenanya wajib bagi kita untuk menegakan kebenaran

    Palembang 2 Mei 2019

    Bainal Hakim
    Lahir di Perpasan Way nukak

    BalasHapus
  9. Mohon izin.... bagaimana dengan cerita si raja kekak

    BalasHapus
  10. Pantes wong krui cak kero sifat nyo wong nenek moyang nyo emang asal keroπŸ˜…πŸ˜•πŸ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. otak lu kmna , itu asal usul penamaan kota nya saja kawan bukan asal usul nenek moyang ,, klo gk sekolah tk usah komen

      Hapus
  11. Anda berkomentar seperti ini, saya yakin anda tidak beragama. Karena tidak ada satupun agama yg mengajarkan seperti sikap anda ini...

    BalasHapus
  12. Anda berkomentar seperti ini, saya yakin anda tidak beragama. Karena tidak ada satupun agama yg mengajarkan seperti sikap anda ini...

    BalasHapus
  13. Terima kasih buat penulisnya, Benar atau tidak,orangtua saya pernah bercrita bahwa saya masih ada keturunan dri kerajaan dilampung, Datok saya asli orang Krui, dan nama Lumia Ralang Batin yg ada di dalam cerita di atas tidak asing di kuping saya, mohon infonya apakah ini berkaitan dengan silsilah keluarga saya. karna nama Lumia Ralang Batin ada di urutan no.2 setelah Raja Alam pada silsilah keluarga saya.dan mohon infonya apakah benar seperti itu.
    Sayangnya tidak bisa menampilkan gambar.

    BalasHapus
  14. Datanglah ke kediaman maharaja mahkota II Nuzuar di pasar krui di depan sd it, disitu kalian akan menemui sejarah asli asal muasal krui beserta benua lampung yang sesungguhnya, karena beliau punya manuskrip kuno asal mula benua lampung krui dan sudah diakui oleh badan adat nasional RI dan PBB.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg tau sejarahnya yg ada daerah kampungnya ada makam hulu balang itu bukti sejarah yg paten sampai skrag , coba datang ke gunung kemala

      Hapus
  15. Kalau mau mengakui sebuah sejarah harus ada bukti yang kuat dan harus di publikasikan jika ada. Kalau tidak ada buktinya itu nama nya penipuan.
    Kalau mau tahu sejarah asli nya datanglah kepada beliau yang telah saya sebutkan tadi. Disitu kalian akan mengetahui yang sebenarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya ingin mencoba mengetahui (melacak jaringan ulama terdahulu di Krui, apakah saya juga berkunjung kerumah beliau (yang anda sampaikan diatas) adakah dari beliau juga menyimpan naskah/manuskrip kuno yang menjelaskan tentang sejarah ulama di Krui pss barat? Terimakasih sebelumnya, tabikπŸ™πŸ‘

      Hapus
    2. betul bosku maklum jaman sekarng , banyak mengaku2 raja haha

      Hapus
    3. haha mk lum bos,msa ke masa ni lamon dinamika ni cntoh goh tno ram krui j masekek ireh tumbai ni jak d cating bengkulu,kota bumi,lampung barat,apai doo pemakaran,d zaman hindu budha,kerajaan pkon krui tumbai sbagian jak d tunggu mukekau, d zaman belanda zaman pesirah peratin j muloh d zaman? kintu poin jak skindu dang smpai lebon adat ram zaman moderen nutuk zaman tumbai masalah adat sno harap sekindu wabil khusus jama punyimbang adat,kilu map kintu bang wat kelitah sai salah tabik punnn..

      Hapus